Tugas 5
Manusia dan
keindahan
Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus,
cantik, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Yang
tidak mengandung kebenaran, berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat
universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangann, waktu dan tempat,
selera mode, kedaerahan atau lokal. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang
tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan dalam arti luas merupakan
pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula
kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang
indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik
juga menyenangkan.
Keindahan dalam arti
estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan
penglihatan yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Filsuf dewasa ini
merumuskan keindahan sebagai sebagai kesatuan hubungan yang terdaat antara
penceyapan-pencerapan inderawi kita. Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos
(1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan
bilamana dilihat.
Jadi pengertian yang
seluas-Iuasnya meliputi :
keindahan seni
keindahan alam
keindahan moral
keindahan intelektual
Nilai estetik
Dalam rangka teori umum
tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai
pendidikan, dan sebagainya.
Hal itu berarti, bahwa
nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara
tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada
hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu
benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang
membedakan antara nilai sub yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang
penting ialah:
Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah
sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya,
yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya: puisi, bentuk
puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai
ekstrinsik.
Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah
sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun
demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai
intrinsik
Menurut cakupannya, orang
harus membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan sebagai sebuah
benda yang indah. Untuk membedakan kedua hal ini, dalam bahasa inggris sering
digunakan istilah "Beauty" (keindahan) dan "The Beautiful"
(benda atau hal yang indah). Selain itu menurut luasnya juga dibedakan
pengertian :
a. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas
meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan
intelektual.
b. Keindahan dalam arti setetik murni
Keindahan dalam arti
setetik murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan
segala sesuatu yang diserapnya.
c. Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan dalam arti
terbatas adalah yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan
penglihatan, yaitu berupa keindahan bentuk dan warna.
Dengan panca indera kita
setiap saat menikmati keindahan dan berusaha menciptakan atau berbuat
memperindah agar lebih menarik, mempesona dan menyenangkan bagi yang
melihatnya. Semua itu menunjukkan bahwa setiap manusia mencintai keindahan.
Pada saat bercinta, setiap
insan ingin bahkan bergelora hatinya untuk menciptakan keindahan misalnya dalam
bentuk puisi, lukisan, rangkaian bunga atau apa saja yang dapat diciptakannya. Wajarlah
kalau cintai itu kuat sekali membangkitkan daya kreativitas para seniman untuk
menciptakan keindahan.
Keindahan adalah identik
dengan keindahan. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran tidak indah misalnya tiruan lukisan
monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar.
Pengelompokan-pengelompokan
pengertian keindahan dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut
ini :
1. Keindahan adalah
sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah
keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling
berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of
parts in their manual relations and in their relation to the whole
(Baumgarten).
3. Yang indah hanyalah
yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belurn indah. Keindahan harus dapat
memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan
indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4. Keindahan dapat
terlepas sarna sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5. Yang indah adalah yang
rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata,
maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah
nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury).
6. Keindahan adalah sesuatu
yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang indah adalah yang
paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu
sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan
(Hemsterhuis).
Dengan melihat demikian
beragamanya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu
hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan rnengeeewakan kita yang menuntut
adanya satu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari
berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam
kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa
kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan
pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua
pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama,
yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya
sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan
subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang
melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek)
tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau
kebutuhan•kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan
pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari
landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan
keindalan sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam
ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya
istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk
pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal•hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan
pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini
kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti
estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut
The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat
misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum
yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan
juga menyenangkan.
Dari apa yang dikemukakan
di atas, ada hal bisa kita petik, yaitu: Pertama, keindahan menyangkut
persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang
tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna
yang relatif, yaitu sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak
hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-mata, tetapi sekaligus
kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual,
moral dan agama sebagai unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu
unsur-unsur yang lain.
Alasan Manusia Mencipta Keindahan
Keindahan itu pada dasamya
adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan
Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang. Kalau
pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru tidak indah. Karena
akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada pemain drama yang
berlebihlebihan, misalnya marah dengan meluap-Iuap padahal kesalahan kecil,
atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis
meraung-raung, itu berarti tidak alamiah. Maka keindahan berasal dari kata
indah berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang
mengandung keindahan ialah segala hasil seni dan alam semesta ciptaan Tuhan. Sangat
luas kawasan keindahan bagi manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja
dapat menikmati keindahan.
Hubungan manusia dan keindahan
manusia memiliki lima
komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima
komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan
modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati)
akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan
keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan
(walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal
pikiran manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai,
makna, manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan,
dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan. Akal dan
budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh akal
dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja
berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari
sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal
dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri. Sesuai
dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau
keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi
jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan
kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi
bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak
lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada
hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu
manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana . keindahan itu perasaan “(ke)
manusia (annya)” tidak terganggu. Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut,
manusia menggunakan nafsunya untuk mendorong hasrat atau keinginan yang
dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah
lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati,
dimana dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena
itu manusia memiliki sensibilitas esthetis. Selain itu manusia memang secara
hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika
manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah
estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan
estetika ini.
CARA-CARA UNTUK MENGETAHUI
SUATU KEINDAHAN
1. Renungan
Renungan berasal dari kata
renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Setiap orang pernah
merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek
yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa
yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari
kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar.
Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan
seimbang. Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak
indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir
berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang
terdapat pada suatuhal.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari
kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa),
beradab. Kehalusan
berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam
masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya
ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong,
bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan
dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi
nilai keindahan dari seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan
mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil
penciptaan. Disamping itu seni menurut wataknya akan berpadu dengan keindahan
karena itu menurut logika deduktiv dapa dikatakan bahwa keindahan dalam seni
juuga harus di kontemplasikan.
5. Ekstansi
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar