Tugas
3
1. Konsepsi Ilmu
Budaya Dasar Dalam Kesusastraan
SASTRA
Sastra berasal dari kata
castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk
dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus
yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan
perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan
sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang
lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Secara morfologis,
kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat
imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan.
Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau
bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
Ada tiga hal yang
berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya
sastra.
• Ilmu sastra adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai
segala hal yang berhubungan dengan seni sastra. Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan
sastra meliputi hal-hal berikut.
• Teori sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar
mengenai sastra dan kesusastraan. Teori sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang
mempelajari tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti
struktur, sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra.
a. Sejarah sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak
timbulnya hingga perkembangan yang terbaru.
b. Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan
memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik sastra
dikenal juga dengan nama telah sastra.
c. Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi
kebudayaan untuk mengenal tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari
masyarakat yang memiliki karya sastra.
Keempat cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai keterkaitan satu
sama lain dalam rangka memahami sastra secara keseluruhan.
d. Seni sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni
dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen/novel, atau drama.
• Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi
antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi
pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat yang dikomunikasikan kepada pembaca.
Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu mengapresiasikannya. Pengetahuan
tentang pengertian sastra belum lengkap bila belum tahu manfaatnya. Horatius
mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara lebih
jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai
kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca
akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang
disajikan.
2. Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui
pengalaman hidup para tokoh dalam karya.
3. Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca
dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan
dalam karya.
4. Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya
sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi.
Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran
yang bermanfaat bagi pembacanya.
2. Pendekatan
Kesusastraan
lmu Budaya Dasar pada
awalnya dinamakan Basic Humanities. Istilah Humanities sendiri berasal dari
bahasa latin, humanus yang berari manusiawi, berbudaya, dan halus. Jadi,
humantities berkaitan erat dengan nilai-nilai sebagai homo humanities.
Nilai-nilai itu bisa
dipelajari, dan umumnya mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya
termasuk sastra, sejarah, dll.
Dari sekian banyak
ilmu-ilmu humanities, seni dan sastra memagang peranan yang penting. Seni
sendiri menjadi lebih efektif daripada cabang ilmu lainnya karena sifatnya yang
fleksibel dan tidak terikat. Sementara itu sastra memegang peranan yang jauh
lebih penting, karena beberapa alasan :
sastra menggunakan bahasa,
dimana bahasa adalah sarana yang dapat menampung semua pernyataan dan kegiatan
manusia, selain juga untuk berkomunikasi memahami diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan di sekitarnya.
sastra lebih mudah berkomunikasi,
karena sastra adalah penjabaran. Berbeda dengan tarian, yang merupakan
abstraksi yang harus dijabarkan lagi.
Sastra didukung oleh
cerita, sehingga gagasan lebih mudah tersampaikan dan orang
akan lebih tertarik,
Ilmu Budaya Dasar sendiri
adalah ilmu yang mencakup semua cabang humanities tersebut, sehingga diharapkan
dengan memperlajari ilmu budaya dasar, seseorang dapat mengembangkan kepribadiaanya
menjadi homo humanities.
3.
Definisi Sastra
Sastra (Sansekerta शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekertaśāstra, yang berarti "teks yang
mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasarśās- yang berarti "instruksi" atau
"ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini
biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis
tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi
kata "sastra" bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah
ini indah atau tidak.
Selain itu dalam arti
kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan
(sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan
dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.
Jadi, yang termasuk kedalam
kategori Sastra adalah :
• Novel
• Cerita
/ Cerpen (tertulis / lisan)
• Syair
• Pantun
• Sandiwara
/ Drama
• Lukisan
/ Kaligrafi
SASTRA NUSANTARA
• Sastra
Bali
• Sastra
Batak
• Sastra
Bugis
• Sastra
Indonesia (Modern)
• Sastra
Jawa
• Sastra
Madura
• Sastra
Makassar
• Sastra
Melayu
• Sastra
Minangkabau
• Sastra
Sasak
• Sastra
Sunda
• Sastra
Lampung
SASTRA BARAT
• Sastra
Belanda
• Sastra
Inggris
• Sastra
Italia
• Sastra
Jerman
• Sastra
Latin
• Sastra
Perancis
• Sastra
Rusia
• Sastra
Spanyol
• Sastra
Yunani
SASTRA ASIA
• Sastra
Arab
• Sastra
Tiongkok
• Sastra
Ibrani
• Sastra
India Modern
• Sastra
Jepang
• Sastra
Parsi
• Sastra
Sansekerta
4.Kaitannya IBD dengan sastra
Pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi.
Pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi.
Peran
Sastra
Dengan pembatasan yang
ugal-ugalan — “sastra adalah semua bentuk ekspresi dengan bahasa sebagai
basisnya” — wilayah sastra jadi merebak, merengkuh daerah yang sangat luas. Ke
dalamnya sudah tercakup sastra lisan maupun tulisan.Prosa, puisi, lakon,
skenario, skripsi, risalah ilmiah, esei, kolom, berita, surat, proposal,
catatan harian, laporan, pandangan mata, pidato, ceramah, transkripsi
percakapan, wawancara, iklam, propaganda, doa dan sebagainya semuanya jadi
termasuk sastra, karena mempergunakan bahasa.
Semua sektor kehidupan,
seluruh aktivitas manusia tak bisa membebaskan diri dari bahasa. Bahkan
olahraga yang jelas-jelas menitikberatkan pada aktivitas raga, tetap saja
membutuhkan bahasa dalam menumbuhkan dan mengembangkan dirinya. Dengan cakupan
yang begitu dahsyat, sastra tidak mungkin tidak berguna.
Demikianlah mahasiswa yang
sedang menekuni berbagai jurusan, akan selalu, suka tak suka berhubungan dengan
satra.
Kesusastraan (prosa dan
puisi) sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan. Hanya saja karena
pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, sehingga nampak semu. Tapi dalam
kesemuannya itu, sastra merefleksikan fenomena hidup beragam dengan mendalam, Untuk
itu memang diperlukan kesiapan: apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga
dunia rekaan di dalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek kehidupan.
Kritik sebagai perangkat penting yang sesungguhnya berfungsi menunjukkan arti
kehadiran sastra, kebetulan sangat parah di Indonesia, sehingga kehadiran
sastra semakin tenggelam hanya sebagai hiburan.
Sastra memang memiliki
potensi yang hebat untuk menghibur. Dan karenanya sebagai
barang komoditi nilainya tinggi. Kaitannya dengan bisnis dan industri juga
meyakinkan. Sebuah karya sastra dapat meledak, mengalami ulang cetak setiap
tahun dengan oplag raksasa dalam berbagai bahasa.
Namun sastra tidak
semata-mata kelangenan, tetapi juga dokumen perjalanan pemikiran yang menjadi
bagian dari perjalanan sejarah. Uncle Toms’s Cabin karya Beecher Stowe yang
melukiskan derita dan nestapa budak kulit hitam di Amerika Serikat, telah
diakui sebagai salah satu pemicu perang Saudara di Amerika dalam rangka
menghapuskan perbudakan .
Dokter Zhivago karya Boris
Pasternak melukiskan hidup pelakunya yang bernama Lara yang melambangkan Ibu
Rusia. Pemerintah tirai besi Uni Soviet melarang Pasternak menerima hadiah
nobel, karena novel itu dianggap sebagai potret Rusia yang tidak dikehendaki
oleh pemerintah komunis.
Ayat-Ayat Setan karya
Salman Rusdie menimbulkan kegegeran dunia, karena dianggap penghinaan terhadap
Islam, sehingga Ayatulah Khomeini menjatuhkan hukuman mati pada yang berlindung
di daratan Inggris.
Pendekatan Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu,
sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia,
seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab- kitab suci, surat-surat, undang-undang,
dan sebagainya. Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks
kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian
sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk
mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan
pemikirannya. Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su
dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau
bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan
sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun
isinya.
Ada tiga hal yang
berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya
sastra.
1. Ilmu sastra adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai
segala hal yang berhubungan dengan seni sastra. Ilmu sastra sebagai salah satu
aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut. • Teori sastra, yaitu cabang
ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip dasar
sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra. •
Sejarah sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga
perkembangan yang terbaru. • Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya
sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra.
Kritik sastra dikenal juga dengan nama telaah sastra. • Filologi, yaitu cabang
ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata nilai, sikap
hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya sastra. Keempat
cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam rangka
memahami sastra secara keseluruhan.
2. Teori sastra adalah
asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.
3. Seni sastra adalah
proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi,
cerpen/novel, atau drama. Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat
komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu
berisi pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat yang dikomunikasikan kepada
pembaca.
Untuk menangkap ini,
pembaca harus mampu mengapresiasikannya. Pengetahuan tentang pengertian sastra
belum lengkap bila belum tahu manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat
sastra itu berguna dan menyenangkan.
Secara lebih jelas dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Karya sastra dapat
membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang
mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin
dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
2. Karya sastra dapat
memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam
karya.
3. Karya sastra dapat
memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita,
serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya.
4. Karya sastra mengandung
unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya
bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi
sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
5. Karya sastra dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial
budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu
tertentu. Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie
dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi,
hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di
mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan. Masalah sastra dan seni sangat
erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi- materi yang diulas
oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya
Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
5. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan prosa
Secara umum, prosa
didefinisikan sebagai cerita fiksi atau cerita rekaan yang memiliki pelaku,
alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.
Dalam kesusastraan
Indonesia, ada dua jenis prosa, yaitu prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama meliputi :
dongeng-dongeng, hikayat, sejarah, epos, kisash pelipur lara. Sedangkan prosa baru meliputi : cerita pendek, roman/novel, biografi,
otobiografi, kisah, dll,
Prosa adalah suatu jenis
tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang
dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang
artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa
baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya
barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Dalam kesusatraan
Indonesia kilta mengenal jenis prosa lama dan baru.
a. Prosa lama meliputi
dongeng-dongeng
hikayat
sejarah
epos
cerita pelipur lara
b. Prosa baru meliputi
cerita pendek
hikayat
biografi
kisah
otobiografi
6. Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
PROSA FIKSI
Istilah prosa fiksi banyak
padanannya. Kadang-kadang di sebut : narrative fiction,fictional narrative,
prose fiction atau hanya fiction saja. Kata Latin fictionem dari kata
fingereartinya menggambarkan atau menunjukkan. Dalam bahasa Indonesia istilah
tadi seringditerjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai
“Bentuk cerita atau prosakisahan yang mempunyai peme-ran, lakuan, peristiwa,
dan alur yang dihasilkan oleh dayakhayal atau imajinasi” (Saad & Moeliono).
Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita
pendek.
Yang dimaksud dengan nilai
di sini adalah persepsi dan pengertian yang diperoleh pembaca lewat sastra
(prosa fiksi). Hendaknya disadari bahwa tidak semua pembaca dapatmem-peroleh
persepsi dan pengertian tersebut. Ini hanya dapat diperoleh pembaca,
apabilasastra menyentuh diririya. Nilai tersebut tidak akan diperoleh secara
otomatis dari membaca.
Dan hanya pembaca yang
berhasil mendapat pengalaman sastra saja yang dapat merebut nilai-nilai dalam sastra.
(a). Prosa fiksi memberikan
kesenanganKeistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah
pembacamendapatkan pengalaman sebagaimana jika mengalaminya sendiri peristiwa
atau keja-dian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imaginasinya untuk
mengenaldaerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya, atau yang tak
mungkindikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang
aneh atauasing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk
mencapai suatusukses. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa tempat
atau tokoh dalamfiksi itu mirip dengan manusia manusia atau tempat-tempat dalam
kehidupan sehari-hari.Kecuali kenikmatan literer, fiksi juga memberikan
kesenangan yang berupastimulasi intelektual. Ini datang dari adanya ide-ide,
wawasan-wawasan, atau pemikiran- pemikitan yang baru, yang aneh, yang luar
biasa, bahkan juga yang mungkin sangatmembahayakan jika diungkap-kan bukan
lewat sastra.
(b). Prosa fiksi memberikan informasi.Fiksi
memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Jikakita
memerlukan suatu fakta, maka kita dapat membuka buku. Tetapi jika
kitamenginginkan wawasan yang berbeda dari apa yang ada di dalam fakta, maka
kita harusmemilih sastra. Dari sastra mungkin kita akan mendapatkan
nilai-nilai dari sesuatu yangmungkin di luar perhatian kita. Dari novel sering
kita dapat belajar sesuatu yang lebihdaripada sejarah atau laporan jurnalistik
tentang kehidupan masa kini, kehidup-an masalalu, bahkan juga kehidupan yang
akan datang, atau kehidupan yang sama sekali asing.(Kita ingat misalnya
Robinson Crusoe (Defoe) atau Perjalanan ke Akhirat (DjamilSuherman).Fiksi juga memberikan
ide atau wawasan yang lebih dalam daripada sekedar faktayang hanya bersifat
meng-gambarkan. Dari fiksi dapat dipahami tentang kelemahan,ketakutan,
keterasingan, atau hakekat manusia lebih daripada apa yang disajikan oleh
buku-buku psikologi, sosiologi, atau anthropologi.
Fiksi bersifat
mendramatisasikan, bukan hanya sekedar menerangkan sepertimisalnya buku teks
psikologi. Mendramatisasikan, berarti mengubah prinsip-prinsipabstrak menjadi
suatu kehidupan atau lakuan/tindakan (action). Kita jadi ingat misalnya pada
Ziarah (Iwan Simatupang) yang merupakan dramatisasi atau fisikalisasi dari
ideketerasingan kehidupan manusia, sebagaimana diperankan oleh profesor
filsafat itu.
(c). Prosa fiksi memberikan warisan
kultural.Pelajaran sejarah dapat memberikan sebagian warisan kultural kepada
mahasiswa;demikian pula dengan pelajaran matematika, seni, dan musik. Para
mahasiswa yangmempelajari bahasa dan sastra akan memperoleh kontak dengan :
impian-impian,harapan-harapan, dan aspirasi-aspirasi, sebagai akar-akar dari
kebudayaan. Prosa fiksidapat menstimulai imaginasi, dan merupakan sarana bagi
pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa. Novel-novel yang
terkenal seperti : Sitti Nurbaya, Salah Asuhan, Layar Terkembang mengungkapkan
impi-an-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi darigenerasi yang terdahulu
yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Bagi bangsaIndonesia novel-novel
yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti Jalan Tak AdaUjung,
Perburuhan, jelas merupakan buku novel yang berarti, sementara kita menyadari
bahwa revolusi itu sendiri adalah suatu tindakan heroisme yang mengagumkan
danmemberikan kebanggaan.
(d). Prosa fiksi memberikan keseimbangan
wawasan.Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-
pengalamannya dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak
kesem- patan untuk memilih respon-respon emosional atau rang-kaian aksi
(action) yangmungkin sangat berbeda daripa-da apa yang disajikan oleh kehidupan
sendiri. Rangkaianaksi itu sendiri mungkin tidak pernah ada dan tidak pernah
terjadi di dalam kehidupanfaktual.Adanya semacam kaidah kemungkinan yang tidak
mungkin dalam fiksi inilahyang memungkinkan pembaca untuk dapat memperluas dan
memperdalam persepsi danwawasannya tentang tokoh, hidup, dan kehidupan manusia.
Dari banyak memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan
wawasannya, terutama dalammenghadapi kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang
mungkin sangat berlainan dari pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki
status sosial tinggi, tetapi ternyatamendatangi perempuan simpanannya walaupun
dengan alasan-alasan psikologis, sepertidikisahkan novel Belenggu, adalah
contoh dari “the probable impossibility.” Tetapi justrudari sinilah pembaca
memperluas per-spektifnya tentang kehidupan manusia.Kesanggupan sastra (fiksi)
untuk menembus pikiran dan emosi seperti itu dapatmemberikan impaknya yang luar
biasa. Beberapa novel kadang-kadang menyajikan suatuwawasan atau pemikiran yang
subtil, bahkan sampai kepada yang “gila” (Ingat beberapanovelet Putu Wijaya).
Nilai-Nilai
Yang Ada Dalam Prosa Fiksi , Berupa 2 Contoh Karya Prosa Fiksi
Jadi intinya adalah Nilai-nilai
yang terdapat di dalam prosa fiksi, yaitu :
Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra adalah :
1. Prosa fiksi memberikan kebahagian.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra adalah :
1. Prosa fiksi memberikan kebahagian.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
contoh prosa:
Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku
Ketika aku masih saja tak mampu mensyukuri RamadhanMU yang lalu
Hari hari Mu masih saja kulalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap Takabur
Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku
Ketika aku masih saja tak mampu mensyukuri RamadhanMU yang lalu
Hari hari Mu masih saja kulalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap Takabur
Kadang kami masih saja lupa bahwa
Engkaulah Penentu
Kadang kami masih saja merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhlukMU,
Yang lain bukan UmatMU
Kadang kami masih saja merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhlukMU,
Yang lain bukan UmatMU
Dalam Doaku……
Sering kusampaikan dengan memaksa
Seolah akulah yang lebih tahu,dariMU, Sang Mahatahu
Doaku bukan harapan , tapi itu keharusan
Dan ketika ada satu yang tak KAU kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang KAU limpahkan
Sering kusampaikan dengan memaksa
Seolah akulah yang lebih tahu,dariMU, Sang Mahatahu
Doaku bukan harapan , tapi itu keharusan
Dan ketika ada satu yang tak KAU kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang KAU limpahkan
Contoh prosa dapat
berupa,Karmina,Pantun,Seloka,dan Talibun.
1. Karya Sastra Melayu Klasik,Karmina:
Sudah gaharu cendana pula.
Sudah tahu masih bertanya pula.
2. Karya Sastra Melayu Klasik , Pantun:
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang.
3. Karya Sastra Melayu Klasik,Seloka:
Anak pak dolah makan lepat
makan lepat sambil melompat
nak hantar kad raya dah tak sempat
pakai sms pun ok wat ?
4. Karya Sastra Melayu Klasik – Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu
Aspek ekstrinsik prosa
fiksi
Faktor sejarah dan
lingkungan seringkali dapat dibuktikan ada kaitannya dengansebuah cipta sastra
(fiksi). Dengan kata lain kekuatan-kekuatan di dalam masyarakat ataulingkungan
itulah justru memiliki pengaruh yang kuat pada diciptakanya sebuah karya
prosafiksi. Sehingga kejadian-kejadian yang bersamaan dalam proses pembuatan
sebuah karya prosa fiksi seringkali menjadi ide dan inspirasi dari
pengarangnya.
7.
Nilai Ilmu Budaya Dasar Yang Di Hubungkan Dengan Puisi
Kepuitisan,
keartistikan/keestetikaan bahasa puisi di sebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa seperti
gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi
hidup.
2. Kata-kata yang
ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu
kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman
jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang
konotatif yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan
asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang
berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih
menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang
mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah :
1. Hubungan puisi dengan
pengalaman hidup manusia
Perekaman/penyampaian
pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan
terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang
disebut “pengalaman perwakilan”
2. Puisi dan
keinsyafan/kesadaran individual
Dengan membaca puisi
mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, karena
melalui puisinya sang penyair menunjukan kepada pembaca bagian dalam hati
manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan keinsyafan
sosial
Secara imaginatif puisi
dapat menafsirkan siuasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
- penderitaan atas ketidak
adilan
- perjuangan utuk
kekuasaan
- konflik dengan sesamanya
- pemberontakan terhadap
hukum Tuhan
Pengertian Puisi
Puisi adalah
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan
untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan
pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan
rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih
diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan
puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia,
yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan
isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris
pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal
tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya.
Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus
diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi
tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’
yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan
sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun
beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan
kata’. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih
mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Didalam puisi
juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas
tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran
langsung dengan kasar.
contoh puisi
Aku terdiam..
Aku hening..
Aku terpana..
Aku hening..
Aku terpana..
Kucoba menatap..
Kucoba mencari..
Kucoba melihat..
Kucoba mencari..
Kucoba melihat..
Untuk mengakhiri pembahasan ini, berikut
adalah cuplikan puisi dari WS Rendra :
kami duduk berdua,
di bangku halaman rumah,
pohon jambu di halam itu,
berbuah dengan lebatnya,
dan kami senang memandangnya,
angin yang lewat,
memainkan daun yang berguguran,
tiba-tiba ia bertanya,
"mengapa sebuah kancing bajumu lepas
terbuka?",
aku hanya tertawa,
lalu ia sematkan dengan mesra,
sebuah peniti menutup bajuku,
sementara itu,
aku bersihkan,
guguran bunga jambu,
yang mengotori rambutnya,
SUMBER
: