Tugas 6
Manusia dan
Penderitaan
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat
lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk
realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu Juga menentukan berat
tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang belurn tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Penderitaan
akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan
memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan
penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk
tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada urnumnya manusia telah diberikan
tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau
tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian
dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu
tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang teIjadinya penderitaan. Kepada
manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan
dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain. tetapi mampukah manusia mengendalikan
diri untuk melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang
dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan
bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan
karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan
membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan
demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara
berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih
dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang
dialaminya.
Berbagai kasus penderitaan
terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan
liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam
hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis
untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis,
penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan
soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali
lagi semuanya itu merupakan “resiko” karena seseorang mau’hidup, Sehingga enak
atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang
wajib diatasi.
Siksaan
Siksaan dapat diartikan
sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau
rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Di dalam kitab suci
diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti,
yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri,
makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankabut
menyatakan : “masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan,
karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti
kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum
Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula
yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah
tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri,
karena dosa-dosanya.
Siksaan yang dialami
manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di
berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan
judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban. di satu pihak
kasus siksaan, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain merupakan sumber
keuntungan. Karena dengan mengekspose berita-berita seperti itu, koran itu
cukup laku, dan mempunyai oplaag yang tinggi.
Siksaan yang sifatnya psikis
misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
1. Kebimbangan
Kebimbangan dialami oleh
seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan
diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau
tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari
kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia
merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya,
masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh
seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia
dalarn lingkungan orang ramai, Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan
keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya
ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi.
Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh
seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar
seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin.
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk
lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut
itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada
umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus,
ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu
sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian,
ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya
ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Ada 10 jenis objek yang
paling sering ditakuti oleh manusia atau mereka yang masuk dalam sumber phobia
di muka bumi ini.
1. Claustrophobia dan
Agoraphobia
Ooustrophobia adalah rasa
takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan
seseorang berada di tempat terbuka.
2. Takut ular
Ini merupakan jenis phobia
yang paling sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan pada ular dikaitkan
pada kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam liar. Ular sejak dulu
dianggap hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa. Bahkan juga
diidentikkan dengan setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia akan ular
ini bersifat evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dulu
sampai sekarag.
3. Takut laba-laba
Ditemukan bahwa kaum
perempuan empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut atau jijik pada
laba-laba daripada kaum lelaki.
Pada studi yang
dipublikasikan di jurnal Evolution and Human Behavior, David Rakison dari
Carnegie Mellon University di Pittsburgh mengatakan bahwa bayi perempuan usia
11 bulan mampu mengekspresikan ketakutan begitu melihat gambar laba0laba dan
ular, sedangkan bayi lelaki tidak. Teori evolusi mengatakan bahwa hal itu
wajar, sebab kaum perempuan sering bersua laba-laba di rumah, atau saat mereka
menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan kaum lelaki cenderung diajarkan untuk
berani pada hewan tersebut ketika berada di alam liar
4. Takut pada orang lain
Pernah bertemu orang yang
mukanya memerah saat bicara di depan orang banyak? Berkeringat, susah bicara
atau gagap atau bahkan sampai sakit perut? Itulah ciri-ciri orang yang takut
pada orang lain atau dikenal dengan nama sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang
Amerika dewasa menderitanya, demikian menurut National Institute of Mental
Health. Yang parah, kadang bukan saat melakukan pembicaraan di depan umum saja.
Penderita sosialphobia juga kerap kesulitan makan atau minum di depan orang
banyak. Gejalanya baru terlihat setelah memasuki usia puber.
5. Takut ketinggian
Ini adalah jenis phobia
yang juga lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sebagnyak 3-5% dari seluruh
populasi dunia menderita akrophobia, takut berada di tempat tinggi. Pada riset
yang pernah dilakukan, penderita akrophobia merasa semua tempat tinggi berjarak
lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya hanya 3 meter,
maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek yang tingginya
6 meter.
6. Takut kegelapan
Takut pada kegelapan yang
diderita anak-anak ternyata adalah phobia paling umum juga. “Anak-anak
mempercayai imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul hanti,
penculik, atau perampok,” jelas Thomas Ollendick, profesor psikologi dan
direktur Child Study Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan
hilang seiring dengan bertambahnya usia. Namun jika hingga usia dewasa kita
masih menderita ketakutan pada gelap, maka artinya kita menderita nyctophobia.
7. Takut kilat dan
halilintar
Bagi para penderita phobia
ini, suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak jantung, bahkan
membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai memutuskan
pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John Westefeld,
ilmuwan dari University of Iowa.
Westefeld melaporkan, dari
surveinya terhadap mahasiswa di tahun 2006, sebanyak 73% menderita ketakutan
ringan pada cuaca. Namun kebanyakan mereka malu untuk mengakuinya. Bagi mereka
yang phobia pada kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik dan
kecemasan.
8. Takut terbang
Jangan dikira mereka ini
orang udik yang belum pernah naik pesawat, sebab faktanya sebanyak 25 juta
warga Amerika juga menderita phobia ini. Nama penyakitnya adalah aviophobia,
dimana seseorang sangat takut naik pesawat. Bisa jadi memang sudah sejak lahir
begitu, atau ada yang pernah mengalami kecelakaan pesawat sehingga merasa
trauma naik pesawat lagi, sebab peristiwa mengerikan itu terus terbayang.
9. Takut Anjing
Tidak usah harus anjing
besar jenis doberman, anjing yang imut macam pudel pun ditakuti. Penderita
cynophobia ini mengalami rasa takut digigit anjing, bisa jadi memang pernah
digigit atau melihat orang lain digigit anjing, demikian menurut profesor
psikologi Brad Schmidt dari Ohio State University.
10. Takut Dokter Gigi
Bukan cuma anak kecil lho
yang takut ke dokter gigi, orang dewasa juga ada. Sebanyak 9-20 persen orang
Amerika ternyata menghindari memeriksakan giginya ke dokter walau sudah dalam
kondisi parah sekalipun. Rasa takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang
timbul ketika plak gigi dibersihkan, dan memang tidak semua orang bisa
menahannya.
Apa yang membuat seseorang
menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai
pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang
asal mula dati ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu
schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan
baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa
penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak
masih kanan-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang
yang kelihatannya tenang dan mantap.
Untuk mengatasi phobia
yaitu dengan hipnoterapi. mengkondisikan gelombang otak klien pada gelombang
alfa atau theta dan menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika klien berada
pada gelombang alfa atu theta, maka semua memori yang pernah terjadi pada diri
klien mulai dari janin sampai dia dewasa dapat diakses atau diingat kembali. Betul,
itulah kehebatan pikiran bawah sadar kita yang mampu merekam semua
kejadian/peristiwa yang pernah kita alami. Dengan begitu kita dapat mengetahui
kapan pertama kali klien mengalami kejadian yang membuatnya phobia. Dengan
mengetahui pemicu pertama kalinya klien mengalami phobia, maka hal ini dapat
diatasi dengan mudah.
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam
ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana
kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang
bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan
bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. nampak pada jasmani
yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b. nampak pada kejiwaannya
dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan
kejiwaan adalah :
a. gangguan kejiwaan
nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rokhaninya.
b. usaha mempertahankan
diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan
dirinya salah; pada orang yang tidak menderitaganguan kejiwaan bila menghadapi
persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan
perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
c. kekalutan merupakan
titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya
kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. kepribadian yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma;
b. terjadinya konflik
sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada
dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi
c. cara pematangan batin
yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial;
over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang
dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif
trauma (luka jiwa) yang
dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup,
misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan
dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun
melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b. Negatif
trauma yang dialami
diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk
frustasi antara lain :
1) agresi berupa kemarahan
yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat
mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang
dapat membahayakan orang sekitarnya.
2) regresi adalah kembali
pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya
dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raung.memecah barang-barang.
3) fiksasi adalah
peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan
membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda
keras.
4) proyeksi merupakan
usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang
negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan
lantai yang terjungkit,
5) identifikasi adalah
menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam
kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal
harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6) narsisme adalah self
love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior
daripada orang lain.
7) autisme adalah gejala
menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang
lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang
sinting.
Penderita kekalutan mental
banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1) kota-kota besar yang
banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa
dikejar-kejardalam memenuhi kebutuhan hidupnya
2) anak-anak muda usia
yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena
tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya,
3) wanita pada umumnya
lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau
perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut. sementara itu
mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang
banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan)
daripada kaum pria
4) orang yang tidak
beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang
lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya
5) orang yang terlalu
mengejar materi
Penderitaan dan Perjuangan
Penderitaan memang selalu
hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita / hidup adalah
untuk penderitaan. namun hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah
Perjuangan". Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang
dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setelah
perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah gunanya
bersosialisasi, dengan bersosialisasi kita dapat saling membantu dalam susah
maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan
menyelesaikan penderitaan. Namun jangan lupa disertai doa pula. Manusia hanya
merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.
Waspada akan penderitaan
boleh dalam berbagai hal namun tetap kita tidak dapat menghindar dari
penderitaan, satu - satunya jalan keluar adalah dengan melewatinya. Hal ini
nampak bila ditinjau jenjang karir sejarah orang - orang besar disekitar kita
yang benar - benar berhasil oleh karena usahanya sendiri dan bantuan
Tuhan.berbagai pengaruh dari penderitaan dapat dikategorikan bersifat positif
dan negatif tergantung dari bagaimana manusia menghadapi kenyataan ini.
Hubungan Penderitaan, Media Massa Dan Seniman
Dalam dunia modern
sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu sangat besar. Hal ini
dibuktikan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Penciptaan bom atom,
reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan
sumber peluang terjadinya penderitaan manusia.
Beberapa sebab lain yang
menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya
tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunue berapi, tsunami dan sebagainya bisa
membuat manusia menderita karena bencana tersebut.
Berita mengenai
penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar kaca dan
berbagai media lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dimaksudkan agar
semua orang yang menyaksikan tau melihat ikut merasakan penderitaan sesamanya. Dengan
demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk bebuat sesuatu. Nyatanya
tidak sedikit bantuan dari para dermawan untuk meringankan penderitaan dan
penyelamatan dari musinbah tersebut. Bantuan bisa datang secara perseorangan
atau kelompok atau bisa juga dari sebuah oraganusasi tertentu.
Media masa merupakan alat
yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
kepada masyarkan luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera meliai
untuk menentukan sikap antara manusia terutama yang bersimpati. Tetapi tidak
kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya, sehingga
para pembaca, penonton dapat menkhayati penderitaan sekaligus keindahan karya
seni.
Penderitaan dan sebab-sebabnya
Apabila kita kelompokkan
secara sederhana berdasarkan sebab – sebab timbulnya penderitaan, maka
penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
Penderitaan yang timbul
karena perbuatan buruk manusia : Penderitaan yang menimpa manusia karena
perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut
nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk
memperbaikinya.
Penderitaan yang timbul
karen penyakit, siksaan / azab Tuhan : Penderitaan manusia dapat juga terjadi
akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu
Akibat yang terjadi dari
penderitaan yaitu jika penderitaan yang dialami seseorang atau banyak orang
tidak dapat di atasi menggunakan hati, maka kemungkinan besar akan berdampak
pada emosi,dan hal buruk lainnya.
Pengaruh penderitaan
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bemiacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun
sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa
“sesal dahulu pendapatan, sesal kernudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi
bubur”.
Sikap positif yaitu sikap
optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan,
melainkan perjuangan membebaskan diri dart penderitaan, dan penderitaan itu
adalah hanya bagian dari kehidupan.
Apabila sikap negatif dan
sikap positif.ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca,
penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian
itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai
ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa
hambatan harus disingkirkan.
Pengaruh yang akan terjadi
pada seseorang jika mengalami penderitaan biasanya hubungan dia dengan orang
lain terganggu , Sifat mental dia mengalami gangguan dan menghancurkan
kehidupanya.
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam – macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap
negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa,
ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sumber :